Legenda Aka Manto berasal dari kehidupan seorang pria yang amat sangat tampan, membuat semua orang yg melihatnya selalu jatuh hati padanya. Ketampanannya itu membuatnya pusing, sampai suatu saat dia memutuskan untuk memakai jubah merah serta menutupi wajahnya dengan topeng putih. Aka Manto mengincar korbannya di tempatnya bersemayam, yaitu di lingkungan toilet. Pada bilik terakhir seringkali terdengar suara misterius yang bertanya pada ‘calon’ korbannya. “Mau kertas merah atau biru?”
Di Jepang, hantu pembunuh ini dikenal secara bervariasi sebagai “Aka manto”, “Ao manto” atau “Aka hanten, Ao hanten”. Dalam versi cerita lain, dia dipanggil sebagai “Red Mantle” atau “Red Cape”.
Para gadis yang pergi ke kamar mandi, mendengar suara datang dari jajaran terakhir toilet. Suara itu bertanya, “Apakah kamu mau kertas merah atau kertas biru?” Jika menjawab merah berarti akan mati dengan cara dikuliti hidup-hidup. Jika menjawab biru berarti darah di tubuh kalian akan disedot hingga kering. Beberapa versi lainnya melibatkan tangan-tangan penuh darah yang muncul dari dalam toilet dan mencoba menarik kalian, darah akan memancar dari langit-langit, tenggelam dalam genangan darah dan tangan-tangan pucat yang putus dari tubuhnya akan mencekik kalian hingga mati.
Teror Aka Manto telah menjadi legenda urban masyarakat Jepang. Banyak cerita mengenai ia telah diadaptasi menjadi sebuah cerita dalam novel, manga maupun anime. Apabila korban menjawab warna lain selain merah dan biru, maka ia akan menyeret korbannya ke neraka melewati lubang kakus. Lalu, bagaimana cara yang paling aman untuk menghindari kutukannya ini? Katakan saja, “Tidak perlu kertas!’
Baca juga : Toire no Hanakosan – Hantu Gadis Cilik Toilet.