Karena merasa dirinya butuh kekuatan dan perlindungan, Paulus, pria berumur 67 tahun mengaku pernah terlibat dalam kuasa-kuasa kegelapan. Pada tahun 1968 sekelompok orang mengeroyok Paulus karena bisnis rokok ilegalnya yang sangat sukses. Setelah kejadian itu, Paulus menganggap kekuatan sangat penting untuk perlindungannya. Ia pergi ke Jampang dan Banten untuk belajar ilmu kebal dan inilah awal Paulus mengenal ilmu-ilmu gaib.
Setelah berhasil mendapatkan ilmu kekebalan, Paulus kembali ke Jakarta dan terlibat dalam satu gang yang kerap kali berkelahi dengan gang lainnya. Karena sudah mempelajari ilmu-ilmu gaib, Paulus selalu menang dalam berkelahi dan akhirnya sangat dipercaya dalam kelompoknya. “Kehidupan saya, ya berantem terus, gitu-gitu ajaa,” kata Paulus mengingat kehidupannya di Jakarta dulu.
Kehidupan keluarga berantakan
Akhirnya paulus menetap di Jakarta dan mendapatkan jodoh yang hingga sekarang menjadi isterinya. Awalnya, setelah nikah ia ingin tinggal di Bandung untuk memperbaiki hidupnya. Namun, setelah tinggal di Bandung, Paulus tidak bisa lepas dari perjudian. “Pulangnya selau malam, kadang-kadang ga pulang. Pas pulang berantem sama istri,” ujar Paulus.
Istrinya pun kerap menjadi bulan-bulanan saat Paulus sedang marah. Paulus bahkan tak segan-segan menendang dan memukul saat isterinya melakukan kesalahan. Menurut paulus, karakter keras ini ia dapatkan sewaktu paulus di masa kecilnya sering dipukul oleh orangtuanya. Ternyata tambahnya, itu menjadi karakter dalam kehidupannya, sehingga sering melakukan kekerasan baik di diluar atau kepada istri.
Karena sakit hati dengan perlakuan sang suami, Istri Paulus pun pulang ke Jakarta dan meninggalkan anak sematawayangnnya di Bandung. Paulus yang merasa kurang harmonis dengan anaknya, akhirnya memilih menitipkannya di panti asuhan. “setelah saya titipkan, lima tahun lebih saya ga ketemu”. Ujar Paulus.
Semakin menggilai judi dan menambah ilmu gaib
Setelah berpisah dengan keluarga, Paulus ternyata semakin ‘menggilai’ dunia judi bola. Pada suatu saat, Paulus yang sedang kalah besar dalam judinya tiba-tiba mengingat guru ilmu gaibnya dan akhirnya kembali ke Banten.
Paulus bertemu kembali dengan guru ilmu gaibnya. Ia diberi mantra yang akan memberinya kemenangan saat berjudi. Paulus pun mengikuti perintah gurunya, lalu kembali berjudi. “Saat main judi lagi dan kalah terus, saya bilang mantra, dan akhirnya saya menang, 10 juta saya balik lagi” kata Paulus.
Merasa hebat namun hati tidak tenang
Paulus yang menemukan kesuksesan di dunia judi pun akhirnya merasa puas dengan dirinya. Namun, Pualus mengaku di hatinya tidak ada ketenangan dan kedamaian sama sekali.
Paulus merasa ingin kembali membangun rumah tangganya. Ia menjemput istrinya dari Jakarta ke Bandung. Tidak lama setelah bersama dengan Isterinya, Paulus bertemu seorang teman lama yang pernah bersamanya saat belajar ilmu gaib di daerah Jampang.
Teman yang ia temui tersebut ternyata sudah bertobat. Paulus masih ingat temannya itu berkata, kalau ingin tenang dalam hidup ini dan menemukan kebahagiaan, ia harus percaya Tuhan Yesus, karena hanya pada Dia lah Paulus akan menemukan kebahagiaan.
Paulus yang tersentuh hatinya mendengarkan perkataan itu pun mulai memberikan dirinya untuk didoakan dan mencoba percaya pada Tuhan Yesus. Akhirnya, Paulus pun memutuskan satu persatu hubungannya dengan kuasa kegelapan. “Setelah itu, susuk-susuk saya mulai keluar,” ujar Paulus.
Percaya Yesus dan Melepas Hubungan dengan Roh Jahat
Paulus pun mulai dipulihkan. Ia menemukan damai sejahtera dan sukacita di dalam Tuhan Yesus. Namun, ternyata proses yang diberikan Tuhan baginya sungguh berat. Paulus sering mendapat rayuan dari teman-temannya untuk kembali ke dunia perjudian. “Tapi disitu saya bertahan, saya tetap percaya kepada Tuhan, dan hari lepas hari, bulan lepas bulan terlewati dan ternyata Tuhan pelihara saya dan keluarga.”
Paulus akhirnya benar-benar berubah. Paulus yang dulunya kasar setelah diubahkan Tuhan, ia menjadi lemah lembut dan mau melayani keluarga.
“Setelah Tuhan memulihkan saya, saya merasa lebih berarti dan bisa mempersembahkan hidupnya untuk melayani sesama,” ucap Paulus menutup kesaksiannya.