Dalam bahasa Korea, nama gwishin atau yogwi dipakai untuk menyebut semua arwah atau orang yang sudah meninggal. Seperti juga di negara-negara lainnya, gwishin bisa ditemui di mana saja. Soalnya biasanya gwishin ini adalah orang yang meninggal dengan urusan yang belum selesai di dunia, sehingga belum bisa “menyeberang” ke alam baka. Begitu juga Cheonyeo Gwishin.
Hantu wanita muda cantik dan rupawan ini muncul dengan memakai sobok, pakaian tradisional Korea seperti hanbok yang dipakai pada saat berduka. Nggak cuma itu, rambut hantu ini pun biasanya tergerai dan terurai. Soalnya menurut tradisi Korea, hanya cewek yang sudah menikah saja yang wajib mengangkat dan mengikat rambutnya ke atas.
Penampakan hantu korea Cheonyeo Gwishin digambarkan dengan wanita berambut sangat panjang dan mengenakan baju putih (baju tradisional korea, hanbok), wajahnya pucat dan darah menetes-netes dari sisi mulutnya,
Cheonyeo Gwishin tak bisa pergi ke akhirat karena belum menyelesaikan tugas sebagai wanita seperti melayani ayahnya, suami dan anak laki-lakinya. Jika perempuan meninggal saat muda dan belum menikah, maka dia akan menjadi Cheonyeo Gwishin. Agar Cheonyeo Gwishin sempurna, maka dia harus dinikahkan dengan hantu laki-laki perjaka.
Satu-satunya cara mengenyahkan penampakan hantu korea ini adalah melakukan ritual pengusiran setan atau dengan menikahkan hantu perawan (Cheonyeo Gwishin) dengan hantu bujangan (Mongdal).