ceritamitosdunia.web.id Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Hal Yang Perlu Disuratkan Tentang 1965. Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Hal Yang Perlu Disuratkan Tentang 1965
1. Apa sebetulnya yang terjadi tahun 1965?
Di sekolah, kita diajarkan bahwa para jenderal Angkatan Darat diculik dan dibunuh secara brutal oleh para anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Titik. Yang tidak diberitahu buku-buku sejarah di sekolah kita adalah pembantaian setelahnya di seluruh negeri terhadap ribuan bahkan jutaan orang yang diduga merupakan simpatisan komunis.Seperti yang kemudian diungkap oleh buku-buku hasil riset mendalam dan dokumen-dokumen yang tadinya rahasia, apa yang terjadi tahun 1965 merupakan jalinan rumit dari perebutan kekuasaan, baik di Indonesia maupun di arena global.Secara singkat: Amerika Serikat ingin mengekang komunisme, Mayjen Suharto ingin merebut kekuasaan dari Sukarno, yang saat itu berhubungan baik dengan PKI yang sangat populer. Kedua kepentingan itu klop.Diduga didukung oleh CIA, Angkatan Darat Indonesia yang dipimpin Suharto mulai memenjarakan, menyiksa, dan membunuh para anggota PKI, keluarga mereka, dan siapa pun yang dianggap berpihak pada komunisme.Tragedi itu berlanjut jauh setelah 1965. Warga biasa banyak yang menghadapi penderitaan karena dilabeli PKI dan “tapol” (tahanan politik).
2. Betulkah orang-orang PKI itu Ateis?
Seorang teman bertanya hal yang sama persis kepada seorang teman lain asal Vietnam. “Ya, ampun! Kamu komunis? Jadi kamu ateis, dong?”Intinya bukan itu. PKI adalah partai politik seperti partai-partai yang ada sekarang. Orang-orang dari berbagai agama dan keyakinan telah menjadi anggota aktif atau simpatisan PKI dan ide-ide komunis.Apa yang mendasari konsep komunisme? Kepemilikan umum merupakan jantung ideologi komunis. Jika diimplementasikan dengan benar, ada potongan dan bagian dari komunisme yang baik untuk masyarakat-masyarakat yang semakin fokus pada kepemilikan individual/swasta. Tapi tentu saja, tidak ada ideologi yang sempurna.Selain itu, memangnya kenapa jika seseorang itu ateis? Tidak mengakui keberadaan Tuhan bukan berarti menyangkal bahwa kemanusiaan, kebaikan, dan kasih sayang – semua hal yang dicintai Tuhan – harus berlaku.
3. Siapa sebetulnya Gerwani itu?
Jika kamu lahir pada era 1980an seperti saya, mungkin kamu pernah menghadapi bercandaan, “Lo cewek jahat, kayak Gerwani!”Rezim Orde Baru sukses menciptakan propaganda hitam terhadap Gerwani, membentuk citra nenek-nenek sihir tidak bermoral dan gila yang membunuh para pahlawan nasional. Yang benar saja, bukannya tentara punya senjata untuk melindungi diri dari perempuan-perempuan muda tidak bersenjata?
Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) adalah gerakan perempuan yang berafiliasi dengan ide-ide sosialis dan komunis. Saat itu, di Indonesia berkembang banyak pemikiran dan akan tampak keren jika kita menjadi bagian dari kelompok-kelompok sadar politik dan membantu orang lain.Gerwani melakukan banyak aktivitas yang berorientasi kesejahteraan sosial, di antaranya membangun taman kanak-kanak, memberantas buta huruf di kalangan perempuan miskin, dan memperkenalkan hari anak-anak internasional di Indonesia.Tragisnya, sejak peristiwa 1965, perempuan-perempuan Gerwani telah menghadapi penyiksaan, pemerkosaan, dan penghinaan seumur hidup.
Baca Juga : Jembatan Bacem Solo Dan 1965
4. Apakah ‘The Act of Killing’ film pertama yang membahas peristiwa 1965?
The Act of Killing (Jagal) arahan sutradara Joshua Oppenheimer telah membuat isu ini menyebar lebih luas, namun ini bukan film pertama tentang peristiwa tersebut.Film 40 Years of Silence dari Robert Lemelson dan dokumenter-dokumenter karya Putu Oka Sukanta, misalnya, telah memberikan sentuhan manusia terhadap tragedi tersebut melalui gambaran kehidupan warga biasa.Shadow Play dari Chris Hilton juga mengungkapkan kekuasaan-kekuasaan global yang terlibat dalam terjadinya tragedi 1965.
5. Dari mana saya bisa belajar lebih banyak tentang isu ini?
Bacalah! Berikut adalah sejumlah novel, komik, dan buku non-fiksi untuk eksplorasi lebih jauh:
Penghancuran Gerakan Perempuan oleh Saskia Wieringa
Dari Kamp ke Kamp oleh Mia Bustam
Kekerasan Budaya Pasca 1965 oleh Wijaya Herlambang
Dalih Pembunuhan Massal oleh John Roosa
Langit Pertama, Langit Kedua oleh Martin Aleida
Djinah 1965 oleh Evans Poton
Pulang oleh Leila Chudori
Amba oleh Laksmi Pamuntjak
Memoar Pulau Buru oleh Hersri Setiawan
Candik ala 1965 oleh Tinuk Yampolsky